ONE DAY IN PALEMBANG
Kali ini saya akan posting ketika pertama kali melangkahkan kaki di Bumi Sriwijaya. Yang terfikirkan pertama kali ketika tiba di Palembang ada dua hal Ampera dan Mpek-mpek. Dua elemen inni lah yang menjadi ciri Khas Palembang.
Untuk menuju ke Palembang bisa di tempuh menggunakan Jalur Darat dan Jalur udara, Jalur udara pun sudah cukup banyak maskapai yang menyediakan tujuan Palembang. Sultan Mahmud Badarudin II adalah bandar udara Internasional. Hal ini di bentuk ketika diadakan Sea Games kemarin.
Mengenai fasilitas pennginapan jangan khawatir Palembang kota besar dengan berbagai jenis penginapan dari Losmen,Bintang 1 atau Bintang 4. Rate antara Rp.100.000,- hingga jutaan rupiah. Selanjutnya transportasi di dalam kota, Palembang sudah memiliki Transmusi bis yang menghubungkaan satu tempat ke tempat lain, dan tentunya melalui jalur-jalur wisata.
Untuk transportasi lokal tersedia Transmusi yang menghubungkan satu lokasi ke lokasi lainnya, dan tentunya melewati lokasi objek wisata di Palembang. Tarif transmusi Rp.2.500,- sekali jalan. Selain menggunakan Transmusi , Taxi juga sudah tersedia di Kota Palembang.
Jika sahabatransel hanya memiliki waktu 1 hari di Palembang maka saya menyarankan untuk mendatangi Benteng Kuto Besak, di lokasi ini kita akan mendapat 3 Objek Wisata seperti :
1. Benteng Kuto Besak
Untuk transportasi lokal tersedia Transmusi yang menghubungkan satu lokasi ke lokasi lainnya, dan tentunya melewati lokasi objek wisata di Palembang. Tarif transmusi Rp.2.500,- sekali jalan. Selain menggunakan Transmusi , Taxi juga sudah tersedia di Kota Palembang.
Jika sahabatransel hanya memiliki waktu 1 hari di Palembang maka saya menyarankan untuk mendatangi Benteng Kuto Besak, di lokasi ini kita akan mendapat 3 Objek Wisata seperti :
1. Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak dalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi
pusat Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikan
Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan
Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dan
pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan
Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-180.
Pintu Gerbang Benteng Kuto Besak |
Taman didepan Benteng Kuto Besak |
Tepat di depan Benteng Kuto Besak terdapat halaman luas yang biasa digunakan untuk berbagai event. Pada malam minggu pun Lokasi ini dipadati oleh pengunjung, baik pengunjung dari luar kota ataupun masyarakat sekitar.
Pemandangan Benteng Kuto Besak Malam Hari |
Tingginya Pagar Benteng Kuto Besak |
2. Museum Sultan Mahmud Badarudin II
Tidak Jauh dari Benteng Kuto Besak kita dapat mengunjungi Museum Sultan Mahmud Badarudin II. Di museum ini Anda dapat menikmati sekitar 556 koleksi benda bersejarah,
mulai dari bekas peninggalan kerajaan Sriwijaya hingga Kesultanan
Palembang. Nama Sultan Mahmud Badaruddin II dijadikan nama Museum ini sebagai bentuk penghormatan. berkunjung museum ini adalah Senin hingga Kamis: 08.00
– 16.00 WIB, Jumat: 08.00 – 11.30;
serta Sabtu dan Minggu: 09.00 – 16.00.
Untuk hari libur nasional akan tutup dengan tarif Rp.10.000,-
Tampak Depan Meseum SMB II |
"ranselorange at Meseum SMB II" |
Pada saat kami berkunjung mendekati waktu makan siang, mungkin karna ini pengunjung hanya kami berdua saja, sesudah membayar retrebusi sebesar Rp10.000,- kami langsung disambut oleh Tour Guide yang akan menjelaskan sejarah detail demi detail. Bapak yang memandu kami sudah tua, namun sanngat bersemangat menjelaskan setiap detail sejarah bumi Sriwijaya (untuk sahabat ranselorange , apabila berkunjung berikanlah bonus untuk bapak ini).
Bapak Pemandu hehehhe Lupa namanya |
Didalam Museum ini kita akan melihat berbagai macam kebudayaan yang mempengarui perkembangan Kota Palembang, dari mulai kain Khas Palembang (songket), pelaminan, cara menenun songket, ukiran khas Palembang dan msaih banyak lagi.
Dekorasi Pelaminan khas Palembang |
Hasil Kain Songket khas Palembang |
Koleksi Mata Uang Rupiah |
Proses membuat kain Songket
Ukiran Khas Palembang |
3. Jembatan Ampera
Tepat di depan Museum SMB II keindahan Jembatan Ampera sudah menanti. Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan
di Kota Palembang, Provinsi Sumatera
Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi
semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang,
menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang
Ilir yang dipisahkan oleh Sungai
Musi.
Pada awalnya, bagian tengah badan jembatan ini bisa diangkat ke atas
agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan.
Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua
bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya.
Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu
yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit.
Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar
60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi
Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi
kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan
meter dari permukaan air sungai.
Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini
sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk
mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya. Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini
diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.
Me and Ampera Bridge |
Ranselorange & Jembatan Ampera |
Demikian lah liburan singkat di Palembang, kali ini saya belum bahas makanan khas Palembang, Next psoting deh InsyaAllah kita bahas.
Salah Hangat
Sahabat ranselorage
Diah&Ivan
0 Response to "ONE DAY IN PALEMBANG"
Posting Komentar